ad

Korps Musik TNI, Tak Henti Bangkitkan Semangat di Medan Tempur



GELORANUSA.COM. Sebuah lagu 'Cinta Terlarang' milik grup musik Virgin menggema di sebuah aula di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Bukan Virgin yang sedang manggung di situ, tapi 6 perempuan berseragam TNI berolah vokal, memetik gitar dan menabuh drum.

"Itu band Wanita TNI, lagi latihan untuk persiapan acara Kamera Ria di TVRI," kata Kapten Caj Siti Fajar Nuraini, seorang perwira wanita TNI yang ditemui detikcom pada suatu waktu di aula Pusat Penerangan TNI, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Tak disangka, para tentara wanita muda yang berseragam AD, AL dan AU ini handal dalam memainkan gitar listrik, bas, keyboard dan drum. Nampak, dua prajurit TNI dari Korps Musik (Korsik) TNI memantau band wanita ini berlatih. Sangat bagus, kalau tidak dibilang sempurna atas kelihaian mereka dalam bermusik ini.

Komandan Satuan Korps Musik Mabes TNI, Letkol Caj Murianto Babay kepada detikcom di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur mengatakan harus ada latihan teratur agar mereka bisa bermain musik dengan baik. Korps Musik bertugas melayani upacara. Namun, di luar itu ada program latihan mingguan dan bulanan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan tentang perkembangan musik.


"Jangan sampai musik tentara itu kaku. Jangan hanya bermain untuk kebutuhan tentara saja. Kan ada fungsi pergelaran, yaitu bersifat protokoler atau hiburan terbatas. Penelitian dan pengembangan dan pendidikan serta latihan. Jadi dia tidak ortodoks" jelas pria lulusan Sarjana Pendidikan Musik dari IKIP Manado tahun 1985 ini.

Tak bisa dipungkiri, musik dalam negeri dan mancanegara berkembang pesat. TNI harus bisa menyesuaikan. Membentuk individu menjadi tentara terlatih saja butuh pendidikan khusus termasuk sampai sarjana. Setelah itu, ada berbagai cabang pendidikan seperti infanteri, zeni tempur, zeni kontruksi, kavaleri dan artileri, serta kesehatan. Percabangan ini termasuk bermusik yang membutuhkan keahlian khusus.

"Sebenarnya ilmu musik itu spesialisasinya. Tapi ilmu umum tentaranya sama, harus bisa menembak atau operasi lainnya," imbuhnya.



Pasukan Korsik TNI dididik 4 bulan untuk tahap pertama. Setelah itu ada penjurusan musik lanjutan. Untuk Korsik AD di Lembang, Bandung, Korsik AL di Surabaya, sementara Korsik AU berada di Kodikau Cilangkap, Jakarta Timur. Hasilnya akan didistribuskan ke jajaran TNI, setelah itu dibina di satuan masing-masing

Menurut Muriyanto, Korps Musik Militer dimiliki tentara dari seluruh negara. Dalam sejarahnya, korps musik selalu berada di setiap peperangan. Tentara Inggris pada zaman dahulu menempatkan pemain terompet dan penabuh genderang di garis depan medan tempur.

"Seperti di film-film, kelompok musik tentara Inggris itu posisinya berada di depan pasukan. Mereka akan menambuh genderang dan meniup terompet sebagai tanda perang dimulai," ujarnya.

Dalam dunia Korps Musik TNI dikenal semboyan 'Raraswara Andrepati'. Artinya Keselarasan Nada dan Irama, Berani Mati untuk Kepentingan Perang.

"Bayangkan, dia harus berani di depan pasukan sambil memukul genderang. Dia berhenti memukul genderang setelah mati tertusuk panah atau tombak. Infanteri sendiri tidak punya istilah dan sesanti seperti itu," ceritanya.



Namun seiring perkembangan zaman, korps musik tidak melulu terjun ke medan perang. Namun mereka tetap punya tugas penting membangkitkan semangat dan moral prajurit."Moril itu kunci utama sebagai penumbuh disiplin, sikap patriotisme dan rela berkorban. Untuk membangkitkan moril, salah satu sarana paling peka dan masuk pikiran adalah lewat musik," jelasnya.

Muriyanto menjelaskan selama ini memang tidak pernah ada perlombaan Korps Musik militer sedunia. Namun Korsik TNI sering kali melakukan Titian Muhibah atas permintaan Brunei atau Malaysia saat memperingati ulang tahun kedua negara itu. "Jadi sifatnya hanya bermain bersama, sifatnya menghibur, hanya festival. Ini memang tidak rutin," pungkasnya.

Sementara itu, Komandan Satuan Korps Musik Mabes TNI Letkol Caj Murianto Babay juga mengakui sulitnya melatih pasukan musik. "Tidak ada seorang anak kampung, baik laki-laki atau perempuan yang masuk sebagai tentara bercita-cita meniup terompet atau memukul bas drum," katanya kepada detikcom di Cilangkap.

Oleh karena itu, lanjut Murianto, Korps musik mengusulkan adanya perubahan dalam sistem rekruitmen. Sebelumnya, pola rekruitmen dilakukan dengan mengubah seorang tentara menjadi pemusik. Ke depannya, harus benar-benar pemusik, bukan tentara yang diubah jiwanya sebagai pemusik.

Namun, dia menambahkan pasukan Korps Musik akan menyadari pada akhirnya memainkan musik untuk kesatuan adalah tugas yang sama pentingnya dengan memanggul senjata. Mereka punya tugas penting mengangkat semangat dan moral pasukan lewat musik mereka yang bersemangat. Menjadi bagian dari Korsik adalah tugas negara.

"Kita harus bangga pada korps kita ini. Kita harus membangkitkan moril tentara, jadi moril kita harus lebih kuat lagi. Saya istilahkan, moril yang jatuh ke tanah harus diangkat menjadi lebih tinggi. Itu kenyataan di lapangan," pungkasnya.

Upacara pembukaan Lomba Menembak Piala KSAD pagi itu akhirnya usai. Prajurit Korsik ini pun jalan berbaris menuju sebuah truk militer. Satu-persatu mereka masuk dengan membawa alat musiknya. Para prajurit bersorak ceria dan pulang menuju markasnya di Cililitan, Jakarta Timur. Sebuah tugas negara usai sudah.

sumber: http://news.detik.com/lapsus/1297734/musik-pembangkit-semangat-di-medan-tempur

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Korps Musik TNI, Tak Henti Bangkitkan Semangat di Medan Tempur"

Posting Komentar