ad

Muhammad Ali Pernah Traktir Sarapan 100 Warga Jakarta


geloranusa.com  - Masyarakat Indonesia ikut bersedih mengetahui kabar meninggal Muhammad Ali pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Jumat (3/6/2016) malam waktu setempat. Maklum, petinju yang dikenal dengan sebutan Si Mulut Besar itu pernah menginjakkan kakinya di tanah air pada 1973.

Adalah promotor Raden Sumantri yang sukses mendatangkan petinju fenomenal itu untuk menggelar satu pertunjukkan terbesar dalam olahraga tinju dengan mempertontonkan pertarungan Ali melawan Rudi Lubbers. Awalnya masyarakat Indonesia mengira bisa pertandingan Ali versus Lubbers di Stadion Gelora Bung Karno pada 20 Oktober 1973, merupakan duel eksibisi.

Namun nyatanya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar. Dalam pertarungan itu, Ali menyiksa lawannya Lubbers selama 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora Senayan, Jakarta. Padahal menurut informasi berbagai sumber, Ali tidak berada dalam kondisi terbaik karena persiapannya hanya sepuluh hari.
Kesan Pertama Muhammad Ali ke Indonesia Negara Unik
Meski minim persiapan, namun Ali tetap menyuguhkan tontonan yang menarik kepada penikmat tinju di seluruh dunia. Kesan pertama saat berkunjung ke Indonesia pada 1973, ia berkata: "Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun."

Setelah memutuskan pensiun dari dunia tinju pada 1981, Ali kembali berkunjung ke Indonesia pada 23 Oktober 1996. Mungkin saat itu ia merasa kangen dengan sikap ramah masyarakat tanah air yang mudah tersenyum.

Ada peristiwa menarik dalam kunjungannya ke Jakarta dalam misi kemanusiaan bersama lembaga Global Village Champions Foundation di tahun 1990-an. Seperti dituturkan oleh Direktur Media Sosial yayasan tersebut, Jackie Bigford, dalam sebuah blog tahun 2012, Muhammad Ali memperlihatkan sisi kedermawanannya di Jakarta.

Pada suatu pagi, sekitar pukul tujuh pagi, Ali ingin sarapan di McDonald's yang terletak tidak jauh dari tempatnya menginap, Hotel Hilton. Tidak disebutkan restoran McDonald's mana yang dimaksud, namun kemungkinan besar adalah gerai di Sarinah.

Kedatangan Ali ke restoran cepat saji itu langsung menarik perhatian. Saat itu, Ali bersama dengan pendiri yayasan Global Village, Yank Barry, dan beberapa orang kawan lainnya. Tidak berapa lama, kerumunan orang sudah menyemut di sekitar Ali dan Yank.

"Itu jalanan yang sangat sibuk dan seorang pria keluar dari mobilnya, meninggalkannya begitu saja di jalan dan mulai mengikuti Muhammad dengan kerumunan lainnya. Saat tiba di McDonald's, sudah ada massa," tulis Bigford.

Ali memesan sarapan dan bertanya pada Yank, "apa yang kami mau?". Yank dan kawan-kawannya akhirnya memesan sama seperti yang Ali pesan. Kemudian Ali bertanya pada Yank: "Apakah kau bawa uang banyak?". Yank menjawab "iya".

Tidak dinyana, kemudian Ali berteriak kepada kerumunan yang sedari tadi mengikutinya: "Sarapan untuk semua". Ali menraktir semua orang yang ada di situ, sekitar 100 orang.

Tagihan untuk semua makanan itu lebih dari US$180 dan Yank hanya membawa US$130. Di tahun itu, belum ada mesin debit dan ATM. Gerai McD juga tidak menerima kartu kredit seperti sekarang. Yank kelimpungan.

"Yank harus mencari bank dan menarik uang US$50 untuk membayar tagihan. Sementara itu, massa di restoran gembira bisa sarapan dengan 'Yang Terhebat'," tulis Bigford lagi.

Nama besar Ali digunakan oleh yayasan World Village untuk menggalang dana untuk pengentasan kelaparan di dunia. Menurut Bigford, melalui yayasan tersebut Ali telah membagikan 550 juta makanan untuk orang yang kelaparan.

Sumber: CNN Indonesia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muhammad Ali Pernah Traktir Sarapan 100 Warga Jakarta"

Posting Komentar